Running

Whenever you feel bad, just run, run as fast as you can.

Oke, ini adalah salah satu film favorite gue, Forrest Gump, dibagian scene ini, Forrect berlari selama 3 tahun 4 bulan 14 hari 16 jam. Dan ada kutipan dalam scene ini yang menurut gue pas banget, "My momma always said that we gotta put the past behind us before we can actually move on. I think that was what my run about."

Jadi dua hari ini ngerasa sedih, sedih karena nggak bisa kuliah dan nikmatin waktu dengan teman-teman sepantaran gue. Kemarin gue pergi ke rumah budhe, ketika pulang gue lewat UI, di sana banyak banget mahasiswa yang lagi ikut ekstra dan bercanda sama teman-teman mereka. Ngelihat itu bikin gue ngelihat kejadian beberapa tahun yang lalu untuk berpikir bagaiamana keadaan "seharusnya" terjadi, tapi apalah, kita nggak bisa mengubah masa lalu, hal yang bisa kita lakukan yang melakukan terbaik untuk saat ini dan masa depan. Rasa kecewa itu masih ada, apalagi ngelihat sahabat gue yang bisa jadi presiden di salah saktu projek organisasi kampus. Namun, yasudah lah, mungkin kehidupan harus begini.

Gue bukan yang seorang percaya kepada keajaiban, menurut gue itu sesuatu yang konyol dan mitos dari ratusan tahun. Kalau lo percaya, silakan, gue hanya menceritakan persepektif gue bukan semata-mata gue bener atau lo salah, tapi gue punya cara pandang yang menurut gue seperti itu dan jangan maksa seenaknya terhadap hal yang nggak gue percaya. 

Hidup di negara relijius pasti dengan keadaan gue seperti ini biasanya gue bakal dikasih saran yang ngebosenin, "Berdo'a..... Bersyukur..." Yah, nggak ada yang masalah tapi yang paling benci ketika mereka udah mulai, "MAKANYA KAMU NGGAK PERNAH BERDOA, HIDUPNYA JADI KAYAK GINI." pingin banget itu lambe gue tarik dan cubit samai 10 cm biar nggak banyak ngurusin hidup orang.

Ada miliyaran manusia di dunia beberapa dari mereka ada yang nggak berdoa tapi mereka hidup baik-baik aja, gue nggak paham dengan standard manusia seperti ini yang merasa istimewa hanya karena mereka udah berdoa. Padahal  faktanya setiap orang punya cara masing-masing untuk merasakan kebahagiaannya. Karena sejatinya kebagaian itu memahami kebutuhan diri sendiri bukan dari faktor eksternal, entah itu agama, meditasi, dll. mereka itu cuma sarana untuk memenuhi kebutuhan, orang tersebut itu nerima atau nggak ya kembali ke orang itu lagi.

Dan buat gue lari adalah menjadi salah satu prasaran utama gue untuk ngelupain hal-hal yang buruk, kayak barusan gue tadi, karena udah beberapa hari merasa sedih dan nggak produktif gue memutuskan untuk lari beberapa menit untuk mendistraksi pikiran dari hal-hal yang negatif, lari secukupnya dan semampunya yang terpenting gue nikmatin itu. 

Kenapa gue milih lari?

Berdasarkan penelitian, Olahraga merupakan hal yang paling efektif dalam meningkatkan dopamine di otak. Dopamin sendiri adalah cairan kimia pada otak yang membuat seseorang merasa "nikmat", kenikmatan yang dihasilkan dopamin sendiri bisa ditemukan pada nikotin, orgasme, dan makanan. Dopamin sendiri sebenarnya yang menyebabkan orang bisa kecanduan, karena cairan ini mengkontrol kita untuk mendapatkan pengharagaan setelah melakukan hal yang kita suka. Penelitian ini diujikan kepada tikus-tikus yang melakukan treadmill, tikus-tikus yang lebih aktif melakukan olahraga cenderung kecanduan olahraga (Yes, kalian bisa kecanduan olahraga), setelah diteliti bagian otaknya terdapat jumlah dopamin yang lebih banyak.

Selain itu olahraga juga mampu meningkatan kadar serotonin, hormon yang mengurangi depresi. Sebenarnya dopamin dan serotonin ini agak mirip karena keduanya memberikan rasa nyaman dan nikmat. Tapi dopamin lebih didapatkan setelah kita melakukan sesuatu, atau cairan ini memberi "reward" atau motivasi. Sedangkan seratonin cairan hormon yang mengkontrol mood kita, kekurangan seratonin ini dapat menyebabkan depresi. Oleh karena itu, agar cairan kimia di otak gue bisa tetep seimbang dan bahagia gue memilih untuk berolahraga. 

Nggak seperti rokok, alkohol, dll. Olahraga memiliki dampak positif terhadap kesehatan karena membuat otot-otot bekerja, semua orang bisa kecanduan dengan sesuatu, yah, karena ada dopamin dalam otak itu, tapi bagaiamana kita bisa mengatur dan memilih kecanduan apa untuk menjadi bentuk yang postif dan bukan merusak diri. 

Jadi itu adalah penjelasan gue tentang lari, semoga dengan berlari gue bisa melupakan apa yang terjadi di belakang dan memulai sesuatu yang baru. Dengan berlari gue sehat, dengan berlari gue bahagia. Setiap merasa sedih ingatlah untuk ambil sepatu, masukan ke kaki, dan lari. Lari, lari secapat mungkin.