Hidup Tanpa Sosial Media

Jadi gue selama 4 bulan kedepannya akan melakukan puasa sosial media terutama instagram. Sebelumnya gue udah hapus akun twitter, dan satu-satunya social media yang gak gue hapus adalah facebook karena gue jarang pakai dan gak terlalu kecanduan, tapi kedua sosial media tersebut terutama instagram, adalah sosial media yang paling candu. Kalau kata Karl Marx, agama adalah candu, bagi gue instagram lebih candu dan sama candunya dengan hangatnya indomie di pagi hari. Halah.
Alasan gue melakukan puasa sosial media adalah agar gue bisa menjadi lebih produktif dan melakukan hal-hal yang bermakna, jujur puasa sosial media itu susah banget. Kadang gue masih iseng-iseng ngecheck, dan sekalinya ngecheck eh malah kebablasan, tapi gue kali ini akan bener-bener berusaha keras mendetoks segala hal yang toxic oleh Instagram. Persetan kau instagram, jujur aja sih instagram itu emang bikin anxiety dan depresi naik, dan ini udah dibuktikan berdasarkan penilian instagram sebagai sosial media paling buruk untuk kesehatan mental.
Dan untuk selama 4 bulan kedepan gue semangat banget karena gue udah mulai kuliah D1 perhotelan! Akhitnya nggak jadi pengangguran dan selama perkuliahan nanti sih katanya gue bakal diajak sama dosennya untuk ikut part time. Uh, dapet duit! Jujur walaupun kerja di perhotelan bukan passion gue, tapi gue cukup bersyukur bisa berada di industri ini karena menurut gue kedepannya industri ini bakal tumbuh subur, terutama dengan adanya bonus demografi yang bakalan terjadi selama 2020-2030, angkatan kerja di Indonesia itu banyak banget dan lahan pekerjaan di Indonesia berkurang, satu-satunya hal yang mungkin terjadi untuk mengurangi persaingan di negeri sendiri itu menjadi TKI, yah, walaupun kalau kata Marx gue adalah proletariat alias pekerja kelas bawah, atau budak korporasi dengan gaji yang dibayar murah di negara orang. Buat gue sih, itulah kehidupan, toh meskipun kita dibayar dengan murah berdasarkan standar negara mereka, standar itu tinggi untuk di negara kita kan?
Selain kesibukan dengan kuliah perhotelan gue, gue pingin banget mengembangin bakat gue gambar dan belajar bahasa baru, kalau nggak Bahasa Perancis ya Jerman. Seru aja, intinya gue pingin manfaatin waktu kedepannya dengan baik, nggak harus dengan suatu yang besar. Gue baca mengubah kebiasaan itu nggak harus dari hal yang besar, dari kecil, kayak bangun pagi minum air putih, sikat gigi, dll. Pokoknya sampai hal tersebut berjalan otomatis, hal yang paling terpenting adalah untuk menikmati prosesnya, proses adalah hal paling terpenting, selama kita nggak enjoy 100% sama apa yang kita lakukan, gue rasa hal tersebut nggak akan pernah berhasil. Oke sekian update gue, gue akan cerita hal lain nanti!
Comments
Post a Comment